Guys, kamu tahu ngga hal yang paling menyakitkan dalam hidup ini, yang paling membuat diri merasa malu, dan kadang jadi mikir kok begini ya, aku bisa apa. Yaitu ketika menjadi beban bagi orang lain (mungkin itu hanya perasaanku saja).
Tapi kali ini aku bener-bener sadar, kita hidup ngga bisa terus bergantung pada orang lain. Semua ini berdalih ingin lebih mandiri. Bukan untuk menolak uluran tangan orang lain, karena orang lain sudah terlalu baik untuk terus mengulurkan tanggannya entah dalam hal apa pun dan dengan cara apa pun.
Kamu tahu, sebenarnya aku enggan untuk lebih banyak bercerita soal ini. Tapii.. hmm.
Dan seketika ini juga aku sangat merindukannya (Bapak) di rumah. Entah kebaikan-kebaikan apa yang lupa aku ucapkan terima kasih, perhatian tersiratnya yang membuatku tersenyum kecil, tanggung jawabnya membesarkanku sampai sekarang, dan hal lainnya yang tak bisa kutuliskan panjang lebar.
Sedikit mellow tak pa ya. Sekalian buat penyadaran bagi kita semua, ini juga sekaligus self reminder buatku sebagai anak bungsu, yang katanya si bungsu itu manja. Tapi tenang saja, itu hanya mitos kok, kembali lagi pada pribadi masing-masing. Aku anak bungsu, iya, tapi aku…… (sudah lah).
Guys, hidup enak itu emang enak (ngga ada yang bilang hidup enak itu ngga enak). Kalau mau sukses tak jarang harus melewati fase perih dulu, iya perih, perih untuk mencapai apa yang ingin diraih. Bukan bermaksud juga sukses itu money oriented, hanya saja financial bisa jadi salah satu jalan yang merefleksikan kesuksesan. Tapi secara pribadi aku membenarkan, jika berkecukupan mau ibadah in sha Allah bisa lancar, mau umroh/haji in sha Allah cukup, apa lagi untuk sodakoh jariyah (MasyaAllah yang ini). Boleh ya motivasinya untuk ini (iya boleh banget, malah harus). Tinggal semua itu bakal digunain buat apa, foya-foya, hura-hura atau ngga. Karena semua itu ada pertanggungjawabannya.
Dan belakangan ini aku semakin berfikir realistis, liat peluang (ngga cuma diliat), ambil konsep, ide, sampaikan ke tim, dan mencoba realisasikan. Bismillah, kun fayakun jadi! Aamiin. Intinya aku semakin berfikir gimana caranya bertahan hidup pasca lulus nanti, bukan menyoal orang tua akan lepas tangan atau ngga, tapi ini soal pendewasaan guys (bukan bermaksud menggurui, #selfreminder). Aku juga masih belajar.
Jadi, doakan ya aku bisa jadi pengusaha hehe, walaupun lumayan telat terjun di bidang entrepreneur. Bukan masalah juga kalau ngga punya basic pendidikan formal (ane Rekam Medis). Kita bisa belajar dari mana aja, yang terpenting atmosfer buat mencapai itu bisa terjaga. Motivasi ternyata punya peranan besar buat belajar otodidak atau sekedar berdiskusi sama yang lebih tahu.
Intinya, intinya, intinya... Lakukan pada yang kita bisa, tapi jangan fokus dengan hal yang ngga guna (apa lagi fokus sama orang yang salah *ehh). Kalau ada yang nanya "Aku sih bisanya apa ya kak?", cukup tanyakan pada diri, motivasimu apa. Motivasi sedikit banyak bisa jadi fondasi buat bisa, percayalah, (percayalah sama Tuhan). Minimalnya lagi, punya mimpi. Mimpi itu gratis, kalo yang gratis aja ngga punya, lalu punyanya apa dong? It's okay, kalau punyanya yang ngga gratisan hehe. Entah ini kata siapa, kurang lebih begini "orang yang paling miskin bukanlah orang yang tidak memiliki harta, melainkan orang yang tidak punya mimpi", semoga kita bukan termasuk orang miskin itu ya :)
Menyoal topik yang aku ambil, soal "mandiri", aku sebenernya sedih (ini beneran sedih). Alasan aku sedih adalah saat diri ini masih menjadi tanggungan. Cukup sederhana mimpiku, membuat orang tua tersenyum bahagia. Ngga perlu lagi capek, ngga perlu lagi memikirkan banyak hal, ngga perlu mengkhawatirkan something, dan bla bla bla. Cukup duduk manis, fokus ibadah, sambil dengerin kisah bahagia satu sama lain (indahnya hidup ini).
So, lekaslah menjadi mandiri! Pesan itu juga dengan sangat spesial ditujukan pada diri ini. Saat kulihat keriput wajahnya, rambutnya yang kian memutih, cukuplah menjadi alasanku untuk.........
Alhamdulillah masih bisa kutemukan tarikan kedua sudut bibirnya, kuharap sampai nanti tak akan pernah hilang. Dan dapat semakin sering bisa kulihat :)
Alhamdulillah masih bisa kutemukan tarikan kedua sudut bibirnya, kuharap sampai nanti tak akan pernah hilang. Dan dapat semakin sering bisa kulihat :)
Hayo apa aku, kamu, kita sudah bisa mandiri? Mandiri itu punya artian yang luas. Tulisan ini aku tulis dengan kadar kebaperan yang lumayan. Semoga kita semua bisa mandiri ya, jangan bikin repot, kalau bisa dilakuian sendiri kenapa engga.
Salam dariku dengan senyuman terbaik sebagai seorang gadis yang ingin mandiri (Asek).
See ya!
See ya!
Ykt, 21 Juli 2017
11:10 PM
PictSource: shutterstock.com
No comments:
Post a Comment