Tuesday, March 14, 2017

Learn Creative Writing

Creative? Memiliki pemikiran yang kreatif merupakan modal dalam menulis. Orang yang malas berfikir cenderung kurang kreatif (pengalaman dulu-dulu :D). Selain kreatif juga penting adanya inspirasi, karena inspirasi akan menjadikan ruh pada tulisan yang ditulis.

Kali ini saya bermaksud untuk berbagi tentang apa yang saya dapat waktu workshop creative writing selama dua hari kemarin (semoga berfaedah). Kalau kata orang, kita akan menerima apa yang kita beri. So, saya akan mencoba memberi apa yang saya dapat. Ini saya share sedikit ya, sebenarnya sebegitu banyak yang saya dapat tapi sungguh sangat terbatas jika saya tulisakan semuanya disini (ketemu aja yuk hehe).

Day #1 
Sabtu, 11 Maret 2017

First impression waktu sampai di lokasi, saya terkagum-kagum dengan desain interior yang super ketje. Ini adalah Rumah Kreatif Jogja, sesuai namanya di sini juga banyak sekali produk-produk yang sangat kreatif. Tempatnya nyaman dan pastinya cocok sekali buat anak muda macam saya ini (betah banget). Rumah Kreatif Jogja ini merupakan coworking space dan berlokasi di Jalan Sagan Timur Nomor 123. Rumah Kreatif Jogja berada dibawah naungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan supervisi dari Bank Rakyat Indonesia. Saya juga sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan RKJ, yang nantinya bisa jadi teman diskusi terkait eksekusi PKM-K dan PKM-M didanai Dikti (Alhamdulillah, I really found this chance by pure serendipity). Banyak sekali cerita tentang Rumah Kreatif Jogja, tapi kita lanjut saja ke tema utama ya supaya tidak out of topic. :)

Pada sesi pertama workshop, seperti biasa dibuka oleh MC dan adanya sambutan. Sambutan disampaikan oleh Mas Ardityo Hendi Prastowo, beliau adalah Direktur Utama Learning Indonesia, pengaggas workshop kali ini. Beliau alumni UGM juga lho dan sedang otw S3. Setelah sambutan langsung pada inti acara, yaitu penyampaian materi oleh dr. Dito Anugroho. Kok dokter? Jangan salah, mas yang satu ini sudah menggeluti dunia kepenulisan cukup lama dan berhasil menulis 18 buku. Dan katanya akan lahir buku yang ke-19. Tak hanya itu, dokter yang lebih akrab disapa Mas Dito ini juga dokter digital, konsultan kesehatan di detik.com dan CEO Sahabat Literasi Indonesia. Ohya, Mas Dito juga sedang menempuh pendidikan di S2 Biomedical Scinces Fakultas Kedokteran UGM.

Sebelum memulai penyampaian materi, peserta dipersilakan menstimulus gelombang beta supaya rileks (wah ini saya kurang paham). Intinya selama workshop peserta akan  berseang-senang, yey! Materi awal lebih ke arah dasar-dasar menulis, motivasi kenapa harus menulis, dan spiritual writing (free style writing). Di sela-sela penyampaian materi juga diputarkan video menarik yang membawa pesan moral terkait kepenulisan. 

Ketika ada yang bertanya 'kenapa menulis' mungkin jawabannya akan berbeda-beda, karena setiap orang mempunyai motivasi masing-maisng (kalo saya lebih pada kepuasan batin hehe). Kalau yang satu ini alasan menulis versi mas Dito: mencari ridho Allah (MasyaAllah); hobi dan kepuasan batin (saya masuk yang satu ini); amal salih yang pahalanya mengalir; mewariskan prasasti kehidupan; abadi dan dikenang sejarah; menyenagkan dan membahagiakan. 

Kalau motivasi saya sendiri simple, seperti yang sudah saya sebutkan di awal yaitu mendapat kepuasan batin. Selain itu saya juga bisa meriwayatkan hal-hal yang menurut saya perlu untuk dikenang dan bisa dibaca beberapa tahun lagi. Intinya sih jangan sampai hal-hal besar dalam hidupmu terlewatkan begitu saja, mungkin ada hikmah yang bisa diambil oleh orang lain, atau barangkali bisa menginspirasi orang lain hehe. Jadi ingat kutipan Eyang "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" - Pramoedya Ananta Toer. Apa pun motivasinya, semoga tulisannya bermanfaat, apa lagi kalo sudah bisa menghasilkan uang seperi penulis legendaris kita JK Rowling (kereen). Kata Mas Dito, yang penting jangan menulis untuk merendahkan orang lain.

Dimana letak menulis ideal? Jawabnnya dimana saja. Karena setiap tempat memiliki inspirasi sendiri untuk menciptakan tulisan. Setiap detik kehidupan pun bisa menjadi tulisan. "Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat adalah tafsirannya", Pramudya Ananta Toer. Lagi-lagi saya mengambil kutipan Pramudya, mungkin ini salah satu kutipan yang paling saya suka. Dan beberapa waktu lalu kalau masih ingat, saya menuliskan kejadian atau peristiwa yang saya coba ambil tafsiran darinya dan mencoba memahami hikmahnya (kayak anak filsafat aja ya :D). Agar inspirasi dan ide tidak mudah hilang, pesan dari Mas Dito ada baiknya kita mempunyai bank idea berupa note kecil yang mudah dibawa keman saja. Saat ide menulis bermunculan bisa langsung dituliskan, karena ide akan sangat rawan hilang ketika hanya diingat :D

Kalau bingung mau menulis apa, maka “Mulailah menulis apa saja yang kamu tahu. Menulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri” - JK Rowling. Dan perlu diingat juga bahwa pondasi dalam kepenulisan adalah membaca dan menulis. Hal pendukung lainnya ada di ilmu pengetahuan, pengalaman, riset, kehidupan, dan semesta. Rasa ingin tahu juga sangat penting dalam hal menulis. Kurang lebih seperti itu pemaparan dari Mas Dito.

Dalam sesi tanya jawab, saya menanyakan beberapa hal yang memang terjadi dalam diri saya. 
  1. Terkadang saya ingin menulis suatu hal yang memberikan faedah bagi orang lain, tapi bagaimana caranya supaya tidak terkesan menggurui.
  2. Mas, kadang saya malu mempublish tulisan ke orang lain (biasanya nulis-nulis aja dan dibaca sendiri :D). Biasanya alasan mendasar mungkin tulisan saya terkesan lebay (pikirku). Mungkin yang sedang membaca tulisan ini, apa tulisan saya lebay, awkward, berfaedah atau biasa aja?  (bisa kirim masukannya dengan menekan tombol "contact me" di tampilan web, kalau buka blog ini lewat PC bukan HP).
Jawaban ala Mas Dito:
  1. Untuk mengatasi menggurui coba baca referensi dengan beberapa sitasi yang sudah baku. Jangan gunakan kalimat yang terlalu kaku. Bisa juga didahului dengan studi kasus lalu disampaikan hikmahnya.
  2. Jangan malu, coba kirimkan ke media. Untuk tulisan yang sudah bagus dikirm saja ke media, jangan di post di blog dulu. Karena terkadang idenya bisa dipakai orang lain, setelah dimuat di media bisa di post di blog (tapi dok, kebanyakan tulisan saya curhatan ala-ala -,-).

Kurang lebih seperti itu jawaban dari Mas Dito. Agaknya ini menjadi awal dari hati yang paling dalam, yaitu muncul semburat cahaya yang mengilhami diri ini untuk menulis buku. (Aamiin ya Allah semoga bukan sekedar wacana :D). Untuk meningkatkan kemampuan menulis bisa dengan bergabung di forum kepenulisan, begitu pesan dari Mas Dito. Saya juga menyadari ini sangat efektif sebagai teman diskusi dan pemantik semangat untuk menulis.

Bagi yang ingin menjadi kontributor tulisan atau ingin menulis di surat kabar, berikuti ini ada tips dari Mas Dito. Misalkan kita akan menulis opini di salah satu surat kabar, kita dianjurkan mengamati dan membaca detailnya serta jenis tulisan yang dimuat disana. Minimal bisa tahu pola tulisannya seperti apa.  Hal ini dilakuakn terus selama 10 kali lebih di surat kabar yang ingin ditembus. Bagi yang ingin menulis tentang fiksi seperti novel, maka perlu nafas yang panjang dan setiap bab sudah mempunya draft terlebih dahulu. Serta penguatan masing-masing karakter supaya tetap konsisten.

Selain beberapa materi yang disampaikan Mas Dito, peserta juga diminta menulis bebas sesuai dengan tema yang ditentukan (saya menulis tulisan berjudul 'Arah'); menulis lead surat kabar dan membuat judul artikel; belajar kata baku dan non baku; dan mengerjakan TTS (Teka Teki Silang) soal kepenulisan (ini banyak sekali majas dan istilah-istilah kepenulisan yang tidak saya mengerti -.-).

Demikian sharing saya di hari pertama workshop creative writing. Over all acaranya keren dan bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat sama. Pesertanya pun tidak hanya mahasiswa, tapi juga ada dosen dan anak SMA. Semoga tulisan ini bermanfaat dan kelak kita bisa menghasilkan tulisan yang kreatif :D. Pada sesi terakhir ditutup dengan foto bersama dan masukan-masukan untuk hari ke-2.

Cantik ya <3
Jadi betah di sini

Ini salah satu produk pengembangan RKJ (namanya Cacta Plant)
Acara ini juga disponsori oleh Cacta Plant

Kebayang kan tempatnya seperti apa :D
(belum ada hasil jepretan yang bagus)

Teman-teman creative writing


Say good bye for the first day. To be continue...

No comments:

Post a Comment