Bajunya putih, semua bersih, rapih, tanpa ada keraguan untuk melangkahkan kaki menuju kedamaian Ilahi. Iya, mereka adalah anak Permata (Pemberdayaan Rumah Tahfidz). Sebelum kujumpai mereka, awalnya aku curiga pada diriku sendiri, apa aku bisa menyesuaikan. Aku masih 'anak bawang', kabar kalau mau ada halaqah sugra (pertemuan siswa tahfidz) pun mendadak. Tapi akhirnya aku turut serta dalam rangkaian acara tersebut.
Rasa khawatir mungkin ada, karena aku memang anak baru di sini (newbie). Tapi menjadi pembelajar tak perlu malu, yang penting semangat dan niat. Usiaku mungkin tak lagi remaja, aku sudah sampai pada kepala dua. Bahkan soal ini teman-teman sebaya sudah ada yang sering bahas tentng nikah :D. Wait, kita ngga fokus ke hal itu dulu ya. Sebelum nikah sudah pasti banyak sekali yang harus dipersiapkan, salah satunya memperdalam ilmu sebelum menjadi madrasah pertama bagi anak-anak. Bukan bermaksud ibu-able atau semacamnya, hanya saling mengingatkan saja demi peradaban yang lebih baik.
Sebelum melebar kemana-mana, aku ingin mengutarakan hariku sore ini pada semburat mega yang sudah tak lagi tampak. Ini pengalaman baru, sekaligus dapat suntikan motivasi untuk mncitai lebih pada Alquran. "Hati kita harus terisi dengan Alquran", begitu kata salah satu nasihat dari pemateri. Kelak seorang pengahfal Alquran pun akan mengadiahkan mahkota yang sinarnya mengalahkan sinar matahari kepada kedua orang tua, begitu juga kata pemateri yang lain. Apa lagi keutamaan bagi yang mengamalkannya?
Halaqah Sugra hari ini tak lama, dimulai dari setelah ashar sampai sebelum maghrib. Pada acara inti, semua siswa tahfidz membaca Alquran secara bersamaan kemudian dilanjutkan hafalan secara bersambung-sambung (sambung ayat). You know lah, anak bawang ini belum sampai punya banyak hafalan. Jadi aku mengikuti saja semampunya, dan kalau memang ngga hafal boleh sambil membaca.
Ternyata waktu begitu cepat belalu, jangan mau disibukkan dengan hal yang kurang berfaedah (pesan untuk diri sendiri juga). Untuk itu aku sampaikan satu hal lagi pesan dari pemateri, "jangan kita bahagia cuma karena kenikamatan duniawi saja. Alangkah senangnya orang yang bahagia dengan hal yang terpaut dan diridhai Allah". Artinya, sungguh membahagiakan orang bahagia yang bagaianya juga membahagikan-Nya (semoga paham maksudnya hehe). Misalkan kita bahagia jika mampu menghafal Alquran lebih banyak atau mempunyai amalan andalan lainnya.
Kini anak bawang pun menyadari, banyak hal yang harus dibenahi lagi. Sekian untuk hari ini, semoga ada hikmahnya. Aamiin.
Yogyakarta, 16 April 2017
07:04 PM
Pict Source: www.ummi-online.com
No comments:
Post a Comment