Thursday, December 8, 2016

Mereka pun Semangat

Thursday, December 08, 2016
Pekan Raya Sosial

Pernahkah kita tiba-tiba mengeluh? Suka bilang kalau Tuhan tidak adil. Suka bilang kalau capek, lelah, dan sukanya manja-manjaan. Ahh, saya CAPEK, saya KESAL dengan si itu, saya BAPER. Saya ini dan itu. Pernah pasti, penulis pun tak bisa luput dari hal itu. Tapi jika kita tahu, di kehidupan lain ada yang barangkali lebih capek, lebih kesal, lebih lebih kurang beruntung dari pada kita. Saya tulis ini bukan maksud untuk menggurui, menuntut untuk sepemikiran, apa lagi harus ini itu. Penulis hanya ingin merefleksikan hati ini yang benar-benar gerimis dibuatnya.

Sabtu (3/12) bersama teman-teman Sosial Masyarakat BEM KM UGM, saya mengunjungi salah satu SLB di wilayah Yogyakarta. Kegiatan ini tepatnya bernama Pekan Raya Sosial yang merupakan salah satu proker Dirjen Pelayanan dan Bantuan Sosial. Sebelumnya saya benar-benar kurang tahu dan kurang paham konsep acara karena saya dari Dirjen Pendidikan, dan baru tahu kalau akan mengunjungi adik-adik disabilitas. Sesampai disana, kami disambut dengan hangat. Terkhusus disambut dengan riang oleh seorang anak bernama Andi, dia lincah, ramah, bahkan saat ketemu langsung salaman dan peluk kakak-kakak ini satu-satu. Seolah dia menjumpai teman lama yang amat dirindukan. Poin pertama saya senang melihat anak-anak ceria. 

Setelahnya kami mencoba membaur dengan adik-adik lain. Mereka begitu antusias mengikuti games yang dipersipakan oleh panitia. Saya lihat satu-satu anak-anak ini, mereka luar biasa. Antara mengerti atau tidak apa yang terjadi pada dirinya. Hati ini tiba-tiba mulai tak tenang, antara malu dan sedih karena tak pandai bersyukur. Saat itu juga saya ingin sekali banyak bersyukur, setiap hari. Tak ingin terlupakan sekecil biji Zahra pun. 

Lalu saya tanyai namanya, kalau tidak salah dia bernama Zara, soalnya kurang begitu terdengar jelas. Saat berjumpa dengan anak kecil, tak jarang diri ini dibuat kepo oelhnya. Saya bertanya mengenai “apa cita-citanya”. Dengan mantap dia menjawab kalau ingin menjadi dokter. Dokter apa? Dia jawab “Dokter anjing”, seketika itu saya tersenyum sambil bilang “oh Zara mau jadi dokter hewan”. Singkat cerita dia menjawab iya. Saya pun tak hanya menanyai satu gadis kecil ini, dan mulai bertanya ke yang lainnya. Dan jawabannya sama, dia juga ingin menjadi dokter, kali ini namanya Putri. Ternyata dokter menjadi profesi yang amat diidolakan adik-adik di sini.

Sekolah yang hanya terdiri dari sekitar 64an siswa, yaitu siswa SD sampai SMA ini begitu luar biasa. Mampu menjadi wadah semangat adik-adik ini dengan segala keterbatasannya. Kata salah satu guru yang telah mengabdi 20 tahun di SLB tersebut, di tempatya mangajar banyak yang menderita tuna grahita, ada yang ringan sampai berat. Sungguh mulia ibu ini, sabar. Panggilan hati yang membuatnya terus bertahan, begitu kurang lebih kesan bu Ismiati setelah berbincang ringan dengannya.

Pertama, saya ingin bilang bahwa saya sangat bersyukur lahir dengan normal. Kedua, keterbatasan fisik apa yang membuat diri ini enggan untuk keep moving? Ketiga, nikmat Tuhan mana yang terus saya dustakan?

Sedikit waktu ingin saya ambil untuk merenunginya... Teman, jawaban apa yang akan dilontarkan ketika ditanyai tentang 'arti kehidupan'? Maknailah sendiri arti kehidupan menurut diri masing-masing sampai terlihat jelas apa itu tujuan hidup. Tanyakan pada hati kita masing-masing. Semoga kita bisa menemukan jawaban yang tepat. Tak jarang orang-orang terdekat sembari iseng kutanyai 'apa tujuan hidupnya'. Satu dua jawaban mereka klise, ada yang luar biasa, dan ada yang hmm unpredictable. Bisa dibilang dua dari 10 orang yang kutanya bilang kalau dia tidak tahu tujuan hidupnya, singkat kata let it flow. Kalau kata orang ini fenomena yang biasa saja, saya akan berpendapat kalau ini sangat akut dan perlu penanganan segera.

Lalu apa korelasinya? Sejauh saya tahu, sekecil kita mengerti arti kehidupan kita akan memiliki visi yang lebih jelas untuk direalisasikan. Karena hanya ikan mati yang akan ikut arus. How? Sudah sering dengar kalimat itu kan?
Mereka mungkin tidak tahu secara jelas arti kehidupan, tapi semangat mereka mewakili begitu besar arti kehidupan yang harus diperjuangkan. Dan mereka pun mempunyai mimpi yang sama-sama terus diperjuangkan.

Jadi, dari kegiatan Pekan Raya Sosial itu saya belajar banyak hal. Begitu dalam mengerti arti bersyukur dan belajar arti berbagi, minimal berbagi bahagia. Terima kasih banyak saya sampaikan kepada keluarga Sosmas BEM KM UGM yang sangat solid. Memberikan pembelajaran yang luar biasa, mengajarkan rasa kepekaan sosial, berinteraksi langsung pada masyarakat, dan menambah amal kebaikan sebagai pemberat timbangan amal kelak.

Menyanyi bersama

Persembahan Lagu dari Kakak-kakak Sosmas


See you… The next journey will be come…



Yogyakarta, 7 Desember 2016
07.32 AM