Friday, March 31, 2017

Learn Creative Writing #2

Friday, March 31, 2017
Hallo hay..

Sepertinya sudah lama sekali, sejak saya menuliskan to be continue di tulisan saya sebelum ini. Maafkan, karena ada beberapa agenda jadi baru sempat dituliskan sekarang. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk berbagai cerita, barangkali akan sedikit memotivasi terutama minimalnya bagi diri saya sendiri.

Sebelum terlalu usang, saya mulai saja :)
Ada apa sih di hari kedua workship creative writing? Ada banyak hal yang saya pelajari. Saya dan teman-teman yang lain lebih banyak praktik dari pada teori. Selain itu juga menonton film tentang Jepang dan menyanyi. Semua itu sebagai langkah awal untuk memantik ide dalam menulis. Kami lebih banyak asik-asikan, yey!

Di tengah workshop pun saya bertemu dengan seorang dosen yang sedang menempuh pendidikan S3. Luar biasa semangatnya dalam belajar menulis, kata beliau motivasinya adalah untuk menulis karya ilmiah di S3-nya. Kata beliau, kemapuan menulis itu dibutuhkan dimana-mana (dan ini betul sekali). Jauh dari Makasar, beliau datang ke Yogyakarta karena mengantar mahasiswanya untuk pelatihan. Kemudian bertemu dr.Dito (katanya teman lama) dan sekalian mengikuti workshop-nya. Wah, asal Makasar? Semoga nanti bisa jumpa lagi ya Pak, waktu saya PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) di Makasar tahun ini. Biarlah, setiap waktu adalah doa. Semoga diijabah oleh Allah. Aamiin. :*

Hari ke-2 saya menulis tentang Jepang dengan judul "Create Your Inspiration". Tulisan ini menceritakan bagaimana kita bisa mendapat inspirasi. Meskipun saya masih anak bawang dan masih belajar juga cara mendapat inspirasi, saya mencoba menulis semampunya. Satu kertas HVS pun saya tulisi dengan hal yang berkaitan dengan inpirasi (sayangnya tulisan itu dibawa mas Dito). Tanpa disangka ternyata tulisan saya mendapat predikat terbaik ke-3, semoga mas Dito ngga salah menilai ya :D

Acara ini memang pure belajar asik, no pressure. Mungkin buat anak pers kadang ngrasain dikejar deadline yang harus selesai tanggal sekian, siap bekerja dibawah tekanan, tapi tak apa memang gregetnya disitu. Mantaap :D

Bicara soal tulisan, ada beberapa jenis tulisan yaitu salah satunya Genius Writing yang termasuk dalam tingkatan tertinggi. Mau tahu siapa tokoh Genius Writing? Jawabannya Ir. Soekarno, seorang lulusan Teknik Sipil tapi mampu menulis beberapa tulisan yang kompleks di luar disiplin ilmu yang pelajari. Baik tentang politik, hukung, sosial, dan lain sebagainya.

Untuk mencapai satu titik itu tentu bukanlah hal yang mudah. Perlu ide (gagasan) dan inspirasi (ilham). Manfaatkan otak kanan untuk menemukan the world of ide, begitu kata mas Dito. Pemicu ide sebagai bahan tulisan pun banyak macamnya, dengan membaca, bersilaturahmi, berdoa, mengalami suatu peristiwa, kenangan, atau pun setelah mengikuti kegiatan sosial. Semua itu bisa menjadi bahan untuk menulis. Pun kalau ingin menuliskan kisah perjalanan hidup yang bermakna, inpiratif, hebat, buatlah hidup kita tidak biasa-biasa saja ya, supaya bisa menuliskan kisah yang bisa diambil hikmahnya. Tentu saja definisi kesemuanya itu akan berbeda pada setiap orang. Take your own ways. ;)

Ketika ide muncul mendadak ikatlah dengan pena, -Mas Dito. Ide cenderung muncul ketika rileks, jadi jangan terlalu sepaneng. Lebih mudahnya buat mind map atau kerangka karangan sebelum menulis sebagai acuan dalam menulis.

Hal yang saya sukai di workshop ini, para alumni Creative Writing membuat projek berkelanjutan yaitu membuat buku. Kami memutuskan membuat sebuah buku antologi. Pada awalnya kami kebingunan membuat topik dan jenis tulisan apa yang akan dibuat. Jadi para alumni dibebaskan menulis apa saja, yang nantinya di tahap akhir akan di-review oleh mas Dito sebagai editor buku. I'm so exited. Bahkan rencana untuk konferensi pers untuk launcing buku sudah direncanakan dan akan bekerja sama dengan penerbit yang menjadi sponsor acara ini. Kereen. Semoga ini bisa terelaisasikan dan saya bisa menulis beberapa tulisan. Semoga ada waktu lebih untuk menulis tulisan yang oke:')

Alhamdulillah, kesempatan yang luar biasa bisa berada dan berjumpa dengan mereka. Terima kasih banyak buat temen saya yang sudah nyaranin buat ikut workshop ini. Thanks a lot.

Miss you

Foto bersama Mba Dian, Ibu Rina, dan Mamal

Makasih Mas Dito :D

Yogyakarta, 31 Maret 2017
01.47 AM

Tuesday, March 14, 2017

Learn Creative Writing

Tuesday, March 14, 2017
Creative? Memiliki pemikiran yang kreatif merupakan modal dalam menulis. Orang yang malas berfikir cenderung kurang kreatif (pengalaman dulu-dulu :D). Selain kreatif juga penting adanya inspirasi, karena inspirasi akan menjadikan ruh pada tulisan yang ditulis.

Kali ini saya bermaksud untuk berbagi tentang apa yang saya dapat waktu workshop creative writing selama dua hari kemarin (semoga berfaedah). Kalau kata orang, kita akan menerima apa yang kita beri. So, saya akan mencoba memberi apa yang saya dapat. Ini saya share sedikit ya, sebenarnya sebegitu banyak yang saya dapat tapi sungguh sangat terbatas jika saya tulisakan semuanya disini (ketemu aja yuk hehe).

Day #1 
Sabtu, 11 Maret 2017

First impression waktu sampai di lokasi, saya terkagum-kagum dengan desain interior yang super ketje. Ini adalah Rumah Kreatif Jogja, sesuai namanya di sini juga banyak sekali produk-produk yang sangat kreatif. Tempatnya nyaman dan pastinya cocok sekali buat anak muda macam saya ini (betah banget). Rumah Kreatif Jogja ini merupakan coworking space dan berlokasi di Jalan Sagan Timur Nomor 123. Rumah Kreatif Jogja berada dibawah naungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan supervisi dari Bank Rakyat Indonesia. Saya juga sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan RKJ, yang nantinya bisa jadi teman diskusi terkait eksekusi PKM-K dan PKM-M didanai Dikti (Alhamdulillah, I really found this chance by pure serendipity). Banyak sekali cerita tentang Rumah Kreatif Jogja, tapi kita lanjut saja ke tema utama ya supaya tidak out of topic. :)

Pada sesi pertama workshop, seperti biasa dibuka oleh MC dan adanya sambutan. Sambutan disampaikan oleh Mas Ardityo Hendi Prastowo, beliau adalah Direktur Utama Learning Indonesia, pengaggas workshop kali ini. Beliau alumni UGM juga lho dan sedang otw S3. Setelah sambutan langsung pada inti acara, yaitu penyampaian materi oleh dr. Dito Anugroho. Kok dokter? Jangan salah, mas yang satu ini sudah menggeluti dunia kepenulisan cukup lama dan berhasil menulis 18 buku. Dan katanya akan lahir buku yang ke-19. Tak hanya itu, dokter yang lebih akrab disapa Mas Dito ini juga dokter digital, konsultan kesehatan di detik.com dan CEO Sahabat Literasi Indonesia. Ohya, Mas Dito juga sedang menempuh pendidikan di S2 Biomedical Scinces Fakultas Kedokteran UGM.

Sebelum memulai penyampaian materi, peserta dipersilakan menstimulus gelombang beta supaya rileks (wah ini saya kurang paham). Intinya selama workshop peserta akan  berseang-senang, yey! Materi awal lebih ke arah dasar-dasar menulis, motivasi kenapa harus menulis, dan spiritual writing (free style writing). Di sela-sela penyampaian materi juga diputarkan video menarik yang membawa pesan moral terkait kepenulisan. 

Ketika ada yang bertanya 'kenapa menulis' mungkin jawabannya akan berbeda-beda, karena setiap orang mempunyai motivasi masing-maisng (kalo saya lebih pada kepuasan batin hehe). Kalau yang satu ini alasan menulis versi mas Dito: mencari ridho Allah (MasyaAllah); hobi dan kepuasan batin (saya masuk yang satu ini); amal salih yang pahalanya mengalir; mewariskan prasasti kehidupan; abadi dan dikenang sejarah; menyenagkan dan membahagiakan. 

Kalau motivasi saya sendiri simple, seperti yang sudah saya sebutkan di awal yaitu mendapat kepuasan batin. Selain itu saya juga bisa meriwayatkan hal-hal yang menurut saya perlu untuk dikenang dan bisa dibaca beberapa tahun lagi. Intinya sih jangan sampai hal-hal besar dalam hidupmu terlewatkan begitu saja, mungkin ada hikmah yang bisa diambil oleh orang lain, atau barangkali bisa menginspirasi orang lain hehe. Jadi ingat kutipan Eyang "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" - Pramoedya Ananta Toer. Apa pun motivasinya, semoga tulisannya bermanfaat, apa lagi kalo sudah bisa menghasilkan uang seperi penulis legendaris kita JK Rowling (kereen). Kata Mas Dito, yang penting jangan menulis untuk merendahkan orang lain.

Dimana letak menulis ideal? Jawabnnya dimana saja. Karena setiap tempat memiliki inspirasi sendiri untuk menciptakan tulisan. Setiap detik kehidupan pun bisa menjadi tulisan. "Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat adalah tafsirannya", Pramudya Ananta Toer. Lagi-lagi saya mengambil kutipan Pramudya, mungkin ini salah satu kutipan yang paling saya suka. Dan beberapa waktu lalu kalau masih ingat, saya menuliskan kejadian atau peristiwa yang saya coba ambil tafsiran darinya dan mencoba memahami hikmahnya (kayak anak filsafat aja ya :D). Agar inspirasi dan ide tidak mudah hilang, pesan dari Mas Dito ada baiknya kita mempunyai bank idea berupa note kecil yang mudah dibawa keman saja. Saat ide menulis bermunculan bisa langsung dituliskan, karena ide akan sangat rawan hilang ketika hanya diingat :D

Kalau bingung mau menulis apa, maka “Mulailah menulis apa saja yang kamu tahu. Menulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri” - JK Rowling. Dan perlu diingat juga bahwa pondasi dalam kepenulisan adalah membaca dan menulis. Hal pendukung lainnya ada di ilmu pengetahuan, pengalaman, riset, kehidupan, dan semesta. Rasa ingin tahu juga sangat penting dalam hal menulis. Kurang lebih seperti itu pemaparan dari Mas Dito.

Dalam sesi tanya jawab, saya menanyakan beberapa hal yang memang terjadi dalam diri saya. 
  1. Terkadang saya ingin menulis suatu hal yang memberikan faedah bagi orang lain, tapi bagaimana caranya supaya tidak terkesan menggurui.
  2. Mas, kadang saya malu mempublish tulisan ke orang lain (biasanya nulis-nulis aja dan dibaca sendiri :D). Biasanya alasan mendasar mungkin tulisan saya terkesan lebay (pikirku). Mungkin yang sedang membaca tulisan ini, apa tulisan saya lebay, awkward, berfaedah atau biasa aja?  (bisa kirim masukannya dengan menekan tombol "contact me" di tampilan web, kalau buka blog ini lewat PC bukan HP).
Jawaban ala Mas Dito:
  1. Untuk mengatasi menggurui coba baca referensi dengan beberapa sitasi yang sudah baku. Jangan gunakan kalimat yang terlalu kaku. Bisa juga didahului dengan studi kasus lalu disampaikan hikmahnya.
  2. Jangan malu, coba kirimkan ke media. Untuk tulisan yang sudah bagus dikirm saja ke media, jangan di post di blog dulu. Karena terkadang idenya bisa dipakai orang lain, setelah dimuat di media bisa di post di blog (tapi dok, kebanyakan tulisan saya curhatan ala-ala -,-).

Kurang lebih seperti itu jawaban dari Mas Dito. Agaknya ini menjadi awal dari hati yang paling dalam, yaitu muncul semburat cahaya yang mengilhami diri ini untuk menulis buku. (Aamiin ya Allah semoga bukan sekedar wacana :D). Untuk meningkatkan kemampuan menulis bisa dengan bergabung di forum kepenulisan, begitu pesan dari Mas Dito. Saya juga menyadari ini sangat efektif sebagai teman diskusi dan pemantik semangat untuk menulis.

Bagi yang ingin menjadi kontributor tulisan atau ingin menulis di surat kabar, berikuti ini ada tips dari Mas Dito. Misalkan kita akan menulis opini di salah satu surat kabar, kita dianjurkan mengamati dan membaca detailnya serta jenis tulisan yang dimuat disana. Minimal bisa tahu pola tulisannya seperti apa.  Hal ini dilakuakn terus selama 10 kali lebih di surat kabar yang ingin ditembus. Bagi yang ingin menulis tentang fiksi seperti novel, maka perlu nafas yang panjang dan setiap bab sudah mempunya draft terlebih dahulu. Serta penguatan masing-masing karakter supaya tetap konsisten.

Selain beberapa materi yang disampaikan Mas Dito, peserta juga diminta menulis bebas sesuai dengan tema yang ditentukan (saya menulis tulisan berjudul 'Arah'); menulis lead surat kabar dan membuat judul artikel; belajar kata baku dan non baku; dan mengerjakan TTS (Teka Teki Silang) soal kepenulisan (ini banyak sekali majas dan istilah-istilah kepenulisan yang tidak saya mengerti -.-).

Demikian sharing saya di hari pertama workshop creative writing. Over all acaranya keren dan bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat sama. Pesertanya pun tidak hanya mahasiswa, tapi juga ada dosen dan anak SMA. Semoga tulisan ini bermanfaat dan kelak kita bisa menghasilkan tulisan yang kreatif :D. Pada sesi terakhir ditutup dengan foto bersama dan masukan-masukan untuk hari ke-2.

Cantik ya <3
Jadi betah di sini

Ini salah satu produk pengembangan RKJ (namanya Cacta Plant)
Acara ini juga disponsori oleh Cacta Plant

Kebayang kan tempatnya seperti apa :D
(belum ada hasil jepretan yang bagus)

Teman-teman creative writing


Say good bye for the first day. To be continue...

Friday, March 10, 2017

Al-Hafidz

Friday, March 10, 2017
Bismillahirrohmannirrohim..

Segala sesuatu yang diawali dengan basmallah insyaAllah barokah. Seperti harapan masing-masing insan yakni mendapat hidup yang barokah, segala aktivitasnya barokah, mendapat rezeki yang barokah, dan dapat jodoh yang barokah ehhh -jangan terlalu serius ya. 

Saya akan menulis sesuatu untuk saya simpan sendiri sebagai pengingat awal niat baik ini. Seperti halnya basmallah pada setiap awal surat di Alquran kecuali pada surat At-Taubah. Tapi tenang saja, ini boleh dibaca kok, kan udah dipost ya. Karena memang ini blog pribadi, jadi mungkin akan banyak tulisan yang memang kisah pribadi. Kalau bermanfaat Alhamdulillah, kalau tidak semoga lain kali bermanfaat hehe.

Beberapa waktu lalu ketika masih di rumah, saya bercerita banyak sama Ibu. Dari A sampai Z, dari Z kembali lagi ke A. Ibu memang tempat curhat yang paling oke, apa lagi kalau ngobrol asik. Ini ngobrolin masa depan, kerjaan, jodoh, dan lain-lain. Waktu masih menunggu bus jurusan Cilacap-Jogja, kami ngobrol banyak. Dan ditengah perbincangan, saya bilang "Bu, bentar lagi mau lulus. Aku mau ikut kelas Tahfidz ya, mumpung masih di Jogja. Kemarin ngga jadi ikut GP :("Jawab Ibu pun tak terlalu panjang lebar, "Iya, semoga semua harapannya bisa tercapai ya". Dengan cepat saya angkat kedua tangan dan mengaminkan. Siapa yang lebih mustajab doanya selain ibu? Nah.

Sesampainya di Jogja pun, saya utarakan maksud dan tujuan beserta hal ihwal soal gabung di kelas Tahfidz sama mba kos yang sudah gabung sebelumnya. Saya sungguh dapat inspirasi dari sini, dapat saran Alquran hafalan -nah ini malamnya langsung beli-, cerita soal kelas Tahfidz dan lain sebagainya. Awal motivasi saya tidak terlalu muluk-muluk, selagi waktu masih ada kenapa tidak dialokasikan ke hal yang lebih baik. Dari hasil ngaji juga dianjurkan supaya mempunyai amalan andalan, ya tentu saja hal yang menurut saya paling bisa saya lakukan adalah membaca Alquran -padahal masih belajar juga soal bacaannya. Soal kelas Tahfidz insyaAlla tidak begitu memberatkan, soalnya satu minggu hanya satu kali pertemuan dan tinggal setor hafalan saja. Saja? Soal ini manajemen waktu perlu dibenahi lagi.

Coba ingat lagi, berapa buku yang sudah kita baca? Membaca memang suatu aktifitas yang sangat menggairahkan untuk mendapat ilmu dan pengetahuan baru. Tapi kalau belum bisa diimbangi dengan membaca Alquran rasa-rasanya belum kejte guys. Ini bukan ketje ala-ala anak gaul ya. Hanya saja sebegitu besar nikmat yang Allah berikan kok tidak diimbangi dengan amalan pada-Nya. Itu pertanyaannya. 

Ada satu cerita juga yang sangat menohok bagi saya, selain kita bandingkan seberapa banyak bacaan Alquran sama buku yang sudah kita baca. Waktu minta materi IELTS pada salah satu mas di Jogja -sebut saja senior saya. Saya ditanyai "Ikut PPM ngga? GP?". Saya pun hanya bisa menggeleng untuk kedua pertanyaan itu. Sedikit keterangan, PPM itu Pondok Pesanteren Mahasiswa, kalau GP satu tingkat di bawah PPM dengan program akselerasi belajar Alquran dan Hadist. Keren ya. Dulu entah kenapa niat untuk berada di keduanya sama sekali belum terwujud. Ada saja alasan ABCD, sekarang coba lihat, nyesel ngga? :(

Nah, untuk kali ini doakan ya. Semoga bisa fokus di kelas Tahfidz, syukur Alhamdulillah bisa jadi Hafidzah. Aamiin. Saya terus berfikir apakah amalan saya sudah cukup banyak untuk ke Jannah. Semoga yang satu ini bisa jadi salah satu jalan pemberat timbangan amal kelak. Aamiin. Yuk, bersama-sama kita fastabiqul khoirot. Katanya sih bersama-sama lebih baik dari pada sendiri. Sholat jamaah aja pahalanya lebih gede kan dari pada sholat sendiri. Apa lagi ngajak orang di jalan lillah (amar ma'ruf) sama banyak orang, udah berapa kali lipat itu pahalanya?

Nderes (red: baca) Alquran yuk. Hari ini sudah baca belum? Kadang saya juga suka banding-bandingkan berapa banyak buku yang sudah dibaca sama hari ini udah baca Alquran berapa ayat. Satu ruku' saja kalau rutin insyaAllah barokah. #selfreminder. 

Alquran Hafalan (paling kanan, yang biru itu hadist himpunan)

Recommended buat belajar menghafal :)

Ribuan kilometer dari hati yang paling dalam~

Yogyakarta, 10 Maret 2017
09:25 AM


Monday, March 6, 2017

Bola Basket

Monday, March 06, 2017
Hasil gambar untuk bola basket

Bola basket. Apa yang kau pikirkan tentang bola basket? Kedengarannya biasa saja, tapi percayalah hal itu mengingatkanku pada semangat waktu itu. Ini akan sedikit flashback pada cerita beberapa tahun lalu. Tepatnya pada saat aku masih kelas VII SMP. Masih kecil ya hehe. Saat itu aku baru saja lulus Sekolah Dasar, masa dimana aku sering di-bully hiks. Sudah lewat saja, ini akan memakan banyak waktu kalau aku ceritakan juga di sini. ☺

Yap, selepas itu akhirnya aku diterima di SMP Negeri 1 Adipala. Sekolah menengah yang menjadi favorit di daerahku, kurang lebih seperti itu kata kebanyakan orang. Lalu apa sih yang dipikirkan anak seusia SMP? Aku saja lupa apa yang aku pikirkan sewaktu itu. Kurang lebih aku mulai mengenal teman-teman baru, guru-guru baru, dan pelajaran-pelajaran baru yang belum diajarkan di SD. Aku mulai mengenal mata pelajaran yang semakin kompleks. Jugaa beberapa eksterakulikuler yang ada. Ini bagian yang aku suka.

Kali ini entah upacara bendera keberapa yang aku ikuti sejak masuk SMP. Tapi ingat betul, kalau itu adalah upacara bendera yang bersejarah. Dimana aku sangat termotivasi untuk mengikuti ekstrakulikuler basket. Wow. Emang bisa basket? Namanya juga belajar, awalnya niat dulu tong. Kenapa sih ngebet banget pingin ikut basket? Jadi gini nih, upacara waktu itu sekaligus penyerahan penghargaan buat para atlet yang juara di POPDA (Pekan Olahraga dan Seni). Aku liat ada beberapa kakak kelas yang keren-keren dipanggil. Bukan dipanggil ke BK ya :p. Ini dipanggil karena mereka dapat penghargaan dan dikalungkan medali satu-satu. Sebagai anak SMP yang masih polos, aku merasa kalau itu keren banget. Aku cuma membayangkan kalau aku disana. Haha.


Jadi keputusanku untuk mendaftarkan diri di eskul basket sudah bulat, sebulat bola basket. Untuk jadwal latihan tidak terlalu padat, hanya dua kali dalam seminggu di hari Senin dan Rabu. Untuk bergabung di eskul ini tidak perlu seleksi yang ketat, cukup niat yang kuat dalam hati. Karena seleksi alam pun berlaku, siapa yang tangguh dan berkomitmen akan bertahan. Aku termasuk yang bertahan ngga nih? Kita lihat saja ya.


Latihan, latihan, latihan. Terbentur, terbentur, terbentur. Kali ini belum terbentuk seperti halnya kutipan Tan Malaka. "Terbentur, terbentur, terbentuk". Ini masih proses awal. Awal-awal latihan, diri ini masih terlalu berambisi dan bisa dibilang sedikit egois dalam bermain. Hmm, kurang baik ini. Namun seiring berjalannya waktu bermain secara tim pun perlahan terbangun. Ini latihan juga perlu perjuangan. Kadang kalau mainnya tanpa sepatu, telapak kaki bisa melepuh di bagian-bagian tertentu. Tapi ini bukan seseram luka bakar kok hehe. Soalnya lapangannya outdoor, kadang kena panas dan permukaannya kasar.

Setelah latihan rutin sekitar beberapa bulan, tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Pembukaan pendaftaran POPDA, di sini dibuka beberapa cabang olahraga, atletik, dan seni. Tentu saja aku masuk ke cabang bola basket putri. Kali ini latihan intensif, sampai ijin kelas buat latihan khusus, siang, sampai dilanjut sore. Begitu terus sampai tim ini jadi kuat. Tapi belum sekuat para pemain di Kuroko no Basuke :( Ini jenis animasi Jepang tentang pemain basket yang udah master. Oke, pecinta anime pasti tahu. ☺

Sebagai anak SMP yang masih polos, aku merasa basket itu eskul yang paling oke, paling keren, paling gauul. Sampai aku bener-bener jatuh cinta sama basket. Latihan siang-siang sampe iteeeem. Sampai suatu hari ada yang bilang, "Des, kamu pake topeng ya? Item banget". Ini lah awal perjuangan guys, buat jadi jawara. Dan benar adanya, ketika hari itu tiba. Aku bermain semanis mungkin dan masuk ke tim inti. Bermain dengan tim terbaik se-Kabupaten Cilacap, hitung saja ada berapa sekolah menengah pertama di Kabupaten Cilacap. Tapi bisa dibilang tidak semua sekolah mengirimkan timnya.

Suara peluit, suara decit sepatu, suara drible bola tak asing lagi di masa itu. Riuh suporter menguatkan semangat, merasa jadi bintang lapangan. Ea eaa. InsyaAllah yha top scorer. :D Bermain basket bukanlah sesuatu yang mengasikkan kok, tentu saja jika tidak bermain dengan hati. Karena aku sudah terlanjut jatuh cinta, pikirku waktu itu terus bermain sampai titik penghabisan. Napas perlu diatur juga, karena main basket itu lari bukan jalan santai kalau Agustus-an. Bener-bener lari buat ngejar bola, dan merebut dari lawan. Awas saja kalau kelihatan jalan, papah (red: pelatih) pasti marah. Adapun luas lapangan sekitar 28x15 meter, cukup jauh untuk berlari kesana-kemari untuk ukuran anak SMP. Jujur ini menyenagkan, walaupun harus ngos-ngosan dan menguras tenaga. Nah, langsung saja berita bahagianya... Tim kami dapat juara III setelah melawan tim sebelah yang badannya lebih gede. :( Ini judulnya kalah postur. Ya sudah tim kami yang masih imut-imut, kecil cabai rawit sampai pada titik ini. But, overall Alhamdulillaaah. 


Ingat awal motivasiku main basket? Yaitu karena aku pingin medalinya, tapi ternyata kejuaraan kali ini dapatnya piala bukan medali. Telolet telolet. Ibarat kata, 'terhempas' sudah harapan. Tapi nyatanya aku tak sampai patah hati kok hehe. Aku tetap jatuh cinta dengan basket sampai masa SMA. Waktu SMA juga sama, mendapat juara II tapi untuk kejuaraan sekolah menengah atas. Bagiku perjuangan yang telah lalu sudah dapat penawarnya. Bahagia betul dan merasakan sensasi prosesnya. Karena aku merasa memilikinya (red: basket) selama proses itu berlangsung, jadi hasil adalah sebuah bonus atas perjuangan yang diberikan.