Tuesday, June 20, 2017

Hai Masa Lalu

Tuesday, June 20, 2017
Entah niatan apa yang menggerakanku untuk menulis ini. Jika kau baca judulnya, barangkali akan terbersit prasangka kalau aku masih terpaut dengan masa lalu. Jawabannya iya, tapi ijinkan aku menulis lebih panjang agar terlihat jelas benar adanya dan terlihat jelas seutuhnya.

Gambar terkait

Hai masa lalu.
Aku hanya ingin menyapa. Apa kabarnya kau disana? Apa kau baik-baik saja? Ku harap kau baik-baik saja dengan segala yang ada padamu. Dan perlu kau tahu aku baik-baik saja di sini, bahkan lebih baik saat terakhir kali kau ada.

Hai masa lalu.
Sudah waktu yang lama aku tak melihatmu dalam setiap hembus nafasku. Apa kau sudah berdebu? Apa kau masih seperti yang dulu? Itu bukan masalah, selagi kau masih terus berlaga.

Hai masa lalu.
Aku ingin berterima kasih. Terima kasih atas pelajaran yang telah kau berikan. Mengajarkanku atas banyak hal dan menjadi salah satu proses atas adanya diriku di masa kini. Aku di masa kini sedang mempersiapkan masa depan dan menggapai mimpi. Terima kasih atas rentetan pelajaran itu. Aku tak akan melupakannya, tapi tak juga mengingatnya berlama-lama. Hanya sesekali saja sebagai pendewasaan tentang aku harus bagaimana di masa depan. (Bukankah mengambil hikmah itu lebih baik dari pada tidak sama sekali?).

Hai masa lalu.
Aku pernah sedih, rapuh, kacau seperti yang lainnya. Bahkan aku pernah jatuh sejatuh-jatuhnya saat Dia tak mengijinkanku menggenggam asa itu. Itu juga bukan masalah, aku telah mengambil hikmah sedapatnya. Semua kisah itu sudah aku simpan dalam kotak kecil di celah nadiku. Sesekali mungkin aku buka, tapi tidak perlu lama-lama. Hanya untuk mengingatkanku saja, sejauh mana dulu aku mencapai masa kini.

Aku tak menyalahkan masa lalu, bukankah aku ada di masa kini karena hal-hal yang terjadi di masa lalu? Aku hanya berusaha berjuang untuk lebih tangguh dan mempersiapkan kisah hebat di masa depan.

Hai masa lalu.
Aku sekarang telah bahagia dan sedang merancang sebuah kisah di masa depan. Aku fokuskan diriku dengan beberapa hal yang aku sukai. Aku telah menemukan passion-ku. Besok atau lusa, aku semogakan masa depanku bisa lebih indah dan mengindahkan orang lain. Entah dengan siapa aku akan menuntaskan kisah hidup di dunia. 

Selamat jalan di penghujung kisah masa lalu. Aku pun sedang merajut kisah sampai penghujung kisahku sendiri, menata diri, memperbaiki diri, mendewasakan diri, dan dapat berakhir dengan khusnul khotimah. Akhir itulah yang benar-benar selalu kusemogakan. Bismillah.

Hai masa lalu.
Salam dariku, aku dari masa kini, dan aku masa lalu dari masa depanku.

Yogyakarta, 20 Juni 2017
07:05 AM

Pict source: agusleader.com