Monday, April 30, 2018

Mencoba Jalur Laut dengan Kapal Ferry

Monday, April 30, 2018

Sebelum menempuh perjalanan, pasti kita menentukan dulu akan lewat jalur darat, jalur laut, atau jalur udara. Yap! Kali ini dalam perjalanan ke tanah timur, saya dapat kesempatan mencoba jalur laut. Ini adalah kali pertama saya menempuh jalur laut dengan sensasi perjalanan yang berbeda. 

Perjalanan melalui jalur laut berawal dari keikutsertaan saya dalam Ekspedisi Nusantara Jaya yang diadakan oleh Kementrian Koordinator Kemaritiman tahun lalu. Sebelumnya, seumur hidup saya belum pernah naik kapal, paling naik perahu kapasitas 10 orang waktu menyeberang ke Pulau Nusakambangan, Cilacap. Kali ini saya telah merasakan #AsiknyaNaikFerry lewat dua jalur, yaitu Banyuwangi – Bali dan Labuan Bajo (NTT) – Sape (NTB).

Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) – Pelabuhan Gilimanuk (Bali)
Perjalanan ini diawali dengan jalur darat dari Yogyakarta ke Banyuwangi dengan menaiki kereta Sri Tanjung. Perjalanan cukup lama sekitar 13 jam, dari pukul 7 pagi dan sampai di Stasiun Banyuwangi Baru sekitar pukul setengah sepuluh malam. Waktu itu meeting point bersama tim ekspedisi dilaksanakan di Bali, jadi saya harus sampai dulu di sana. Perjalanan dari Yogyakarta ke Banyuwangi cukup melelahkan tapi tak menyurutkan semangat saya untuk segera sampai di Pelabuhan Ketapang. Pada saat itu saya berangkat sendiri (masih jomblo), syukurlah saya bertemu dengan keluarga yang sama-sama akan menyebrang ke Bali.
Pelabuhan Ketapang (reportasenews.com)

“Kapal Ferry!”, itu yang terlintas di kepala saya setelah sampai di Pelabuhan Ketapang. Saya mulai cemas soal jadwal keberangkatan kapal untuk penyebrangan ke Bali. Tapi ternyata Kapal Ferry dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk buka 24 jam. Saat saya ikut bersama keluarga yang sama-sama akan ke Bali, saya tambah kurang enak karena dibayarkan sekalian tiket penyebrangan. Ternyata mereka cukup cemas karena saya sendirian dan membawa ransel 45L dengan kardus isi donasi yang saya tenteng. Oke skip! :D

Suasana di Pelabuhan Ketapang (trevel.detik.com)
Naik Kapal Ferry begitu mengesankan bagi saya. Kesan pertama yaitu saya melihat banyak truk dan kendaraan berat di lambung kapal. Kemudian saya menuju deck penumpang yaitu satu deck di atasnya. Saya melihat sekeliling dan suasana di Kapal Ferry terlihat sepi. Awalnya aktivitas yang bisa saya lakukan hanya mengobrol, kemudian saya mengajak dua teman lain yang baru saya kenal ke rooftop untuk melihat pemandangan malam dari atas kapal. Gemerlap lampu dari kejauhan berangsur-angsur mengecil menjadi titik cahaya. Indahnya malam hari di atas kapal sedikit mengobati lelah setelah seharian di perjalanan. #AsiknyaNaikFerry baru saya rasakan pertama kali pada penyebrangan ke Bali waktu itu. Di rooftop Kapal Ferry membuat saya enggan turun kecuali karena dinginnya angin malam.

Waktu yang ditempuh selama penyebrangan sekitar 45 menit dengan jarak tempuh 60 KM. Hanya Rp6.500,00 saya sudah sampai di Bali dengan Kapal Ferry. Ketje kan? ASDP Indonesia Ferry juga sangat memperhatikan akomodasi penumpang, fasilitas seperti kantin dan toilet disediakan dengan rapih.  

Lama penyebrangan dari Selat Bali begitu singkat, jadi saya tidak terlalu lama melihat-lihat sekitar kapal. Saya hanya menunggu di deck penumpang hingga sampai di Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul setengah 12 malam dan dianjutkan naik bus ke Terminal Mengwi. Saya tiba di Terminal Mengwi sekitar pukul 3 dini hari. Semua itu sama sekali tidak membuat saya kapok. Capek? Iya lumayan tapi seru luar biasa.hehe

Pelabuhan Labuan Bajo (NTT) – Pelabuhan Sape Timur (NTB)
Setelah ekspedisi di Flores selama kurang lebih 12 hari, saya bersama tim kembali pulang dengan menempuh jalur laut. Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pelabuhan Sape Timur. Kami menaiki Kapal Ferry selama 6 jam dengan harga tiket Rp60.000,00. Pembelian tiket Kapal Ferry sangat mudah, hanya menyiapkan kartu identitas dan mendatangi loket petugas ASDP Indonesia Fery di dekat pintu masuk pelabuhan. Pelabuhan Labuan Bajo begitu ramai dan tertata rapih, banyak kapal dan perahu kecil berlabuh di pelabuan yang saya rasa cukup besar itu.

Suasana Pelabuhan Labuan Bajo (indonesiaferry.co.id)
Setelah saya berada di kapal, suasananya tidak begitu berbeda dengan penyebrangan waktu ke Bali. Hanya saja saya bisa lebih lama mengeksplor kapal dengan sekadar jalan-jalan dan membeli jajanan di kapal. Kantin disediakan di tempat yang stategis sehingga bagi orang yang mudah lapar seperti saya bisa langsung meluncur ke kantin. Tapi ada juga yang menjual makanan di kapal, seperti nasi bungkus, sate, buah-buahan, dan minuman. Kesan saya soal makanan di kapal sangat terjamin, tapi jangan heran kalau harganya lebih mahal dari biasanya.

Selepas eskpedisi saya bersama tim menghabiskan waktu dengan bermain uno, mengkopi hasil dokumentasi kegiatan, mengobrol, dan tentu saja ada yang tidur. Karena saya mulai kehabisan baju dan masih ada baju yang basah, saya menuju rooftop untuk menjemur baju. Alasan pertama memang hanya menjemur baju, tetapi saya terlampau nyaman dengan suasan di rooftop sambil menikmati lautan lepas. Saya melihat ada beberapa awak kapal dan beberapa penumpang yang sekadar duduk-duduk santai.

Rooftop Kapal Ferry (flowarikar.blogspot.com)
Pemandangan Laut Lepas (Taken by Imam Hanafi)

Bagi yang beragama muslim telah disediakan tempat beribadah di kapal. Tempatnya sangat nyaman dengan dilengkapi AC dan peralatan ibadah. Naik Kapal Ferry makin asyik dengan segala kebutuhan penumpang yang disediakan oleh ASDP Indonesia Ferry.

#AsyiknyaNaikFery membuat saya lupa kalau kapal akan berlabuh dan sampai di Pelabuhan Sape Timur. Setelah kapal berlabuh, antrian penumpang yang akan turun lumayan berjejalan dan harus hati-hati kalau barang bawaan tertinggal atau tertukar. Selanjutnya saya naik bus selama sekitar 2 jam menuju Pelabuhan Sape Barat untuk menaiki kapal yang lebih besar hingga sampai di Pelabuhan Benoa, Bali. Pengalaman naik Kapal Ferry sungguh mengesankan bagi saya, merasakan sensasi lain dan lebih bersahabat dengan lautan.

Harga tiket Kapal Ferry begitu terjangkau, sehingga tidak perlu khawatir akan merogoh kocek terlalu dalam. Recommended dicoba, apa lagi bagi yang suka jalan-jalan. Sebelum melakuan perjalanan dengan kapal, ada baiknya mengecek dahulu jadwal kapal. Karena ada beberapa kapal yang tidak beroperasi setiap hari. ASDP Indonesia Fery sudah menyediakan reservasi online di www.indonesiaferry.co.id. Sudah sangat dimanjakan bukan? Kita tinggal masukkan saja provinsi asal keberangkatan dan tujuannya. Setelah itu akan muncul detail jadwal dan beberapa hal yang harus diperhatikan calon penumpang. Untuk penumpang dengan kendaraan dan tanpa kendaraan juga sudah terdapat rincian harganya. Jadi tidak perlu khawatir akan over budgeting, karena rincian pengeluaran sudah jelas. Kalau kurang jelas, silakan lihat screenshoot pemesanan tiket Kapal Ferry di bawah ini. Happy traveling with Ferry!


 



Yuk naik Kapal Ferry! Tunggu apa lagi. :)